Delima

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Delima
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
(tanpa takson):
(tanpa takson):
Subkelas:
Ordo:
Famili:
Subfamili:
Genus:
Spesies:
P. granatum
Nama binomial
Punica granatum
Sinonim
Punica malus
Linnaeus, 1758
Bagian dalam buah delima yang telah dikupas.

Delima (Punica granatum) adalah tanaman buah-buahan yang dapat tumbuh hingga 5–8 m. Tanaman ini diperkirakan berasal dari Iran, namun telah lama dikembangbiakkan di daerah Mediterania. Bangsa Moor memberi nama salah satu kota kuno di Spanyol, Granada berdasarkan nama buah ini. Tanaman ini juga banyak ditanam di daerah Cina Selatan dan Asia Tenggara.

Delima berasal dari Timur Tengah, tersebar di daerah subtropik sampai tropik,[1] dari dataran rendah sampai di bawah 1.000 mdpl. Tumbuhan ini menyukai tanah gembur yang tidak terendam air, dengan air tanah yang tidak dalam. Delima sering ditanam di kebun-kebun sebagai tanaman hias, tumbuhan obat, atau karena buahnya yang dapat dimakan.

Bentuk pohon perdu atau pohon kecil dengan tinggi 2–5 m.[2] Batang berkayu, ranting bersegi, percabangan banyak, lemah, berduri pada ketiak daunnya, cokelat ketika masih muda, dan hijau kotor setelah tua. Daun tunggal, bertangkai pendek, letaknya berkelompok. Helaian daun bentuknya lonjong sampai lanset, pangkal lancip, ujung tumpul, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan mengkilap, panjang 1–9 cm, lebar 0,5–2,5 cm, warnanya hijau.

Bunga tunggal bertangkai pendek, keluar di ujung ranting atau di ketiak daun yang paling atas. Biasanya, terdapat satu sampai lima bunga, warnanya merah, putih, atau ungu. Berbunga sepanjang tahun. Buahnya buah buni, bentuknya bulat dengan diameter 5–12 cm, warna kulitnya beragam, seperti hijau keunguan, putih, cokelat kemerahan, atau ungu kehitaman. Kadang, terdapat bercak-bercak yang agak menonjol berwarna tebih tua. Bijinya banyak, kecil-kecil, bentuknya bulat panjang yang bersegi-segi agak pipih, keras, tersusun tidak beraturan, warnanya merah, merah jambu, atau putih.

Etimologi[sunting | sunting sumber]

Buah delima di semua bahasa di Nusantara disebut dengan dălima, dari angka lima yang mengacu pada lima lubang kecil yang membaginya. Kata tersebut secara harfiah diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa menyangkut upacara, yang disebut juga sebagai gangsalan.[3]

Macam-macam delima[sunting | sunting sumber]

Dikenal tiga macam delima, yaitu delima putih, delima merah, dan delima ungu. Perbanyakan dengan setek, tunas akar atau cangkok. Pome atau delima sering ditanam sebagai tanaman hias, tanaman obat, atau karena buahnya yang dapat dimakan. Buah delima dapat dimakan dalam keadaan segar, sebagai campuran rujak buah, salad buah, jus atau sari buah. Untuk membuat jus delima sebaiknya diminum dengan bijinya karena di dalam biji banyak terkandung senyawa polifenol.[4]

Manfaat delima[sunting | sunting sumber]

Manfaat delima tersebut bisa diperoleh dengan berbagai cara, seperti dalam bentuk sari buah atau bisa juga memakan bijinya, sirup, pasta atau konsentrat delima. Secara tradisional, buah delima biasa digunakan untuk melembabkan dan meningkatkan regenerasi kulit, mengurangi tanda-tanda penuaan, mengatasi peradangan dari jerawat, serta merangsang produksi kolagen.[5] Jus buah delima juga bisa mengurangi derita radang tenggorokan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh American Journal of Clinical Nutrition, buah delima yang kaya antioksidan ini bisa mencegah oksidasi LDL atau kolesterol jahat dalam tubuh. Buah delima juga bermanfaat bagi kesehatan diantaranya mencegah kanker, membantu menurunkan berat badan, meningkatkan kekebalan tubuh, menurunkan hipertensi,serta meringankan artritis dan nyeri sendi.[6]

Di Asia, sari buahnya juga dikentalkan menjadi suatu sirup yang digunakan sebagai saus. Di Mesir buah ini dijadikan semacam minuman anggur, sirup, dan sari buah. Dalam satu gelas sari delima lebih banyak kandungan antioksidannya dibandingkan dengan satu gelas red wine, green tea atau orange juice. Di Amerika, produk sari buah delima yang dikenal sebagai pom wonderful menjadi tren minuman kesehatan terkini.[butuh rujukan]

Minuman sari buah delima dikenal sebagai sari buah sehat, tinggi khasiatnya. Sari buah delima tinggi kandungan ion kalium (potasium), vitamin A, C dan E serta asam folic. Dari bagian biji yang dapat dimakan, kandungan kalium per 100 gram (259 mg/gr), energi 63 kal, 30 mg vitamin C. Komponen ini dianggap sangat penting bagi kesehatan jantung.[butuh rujukan]

Sari buah delima juga tinggi kandungan flavonoidnya, suatu jenis antioksidan kuat yang penting perannya untuk mencegah berkembangnya radikal bebas di dalam tubuh sekaligus memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, serta mampu dalam memberikan perlindungan terhadap penyakit jantung, kanker kulit, dan kanker prostat. Antioksidan yang terkandung didalamnya membantu mencegah penyumbatan pada pembuluh darah arteri oleh kolesterol.[butuh rujukan]

Bahkan kandungan antioksidan dalam buah delima jumlahnya tiga kali lebih banyak daripada wine atau teh hijau. Peneliti dari Vanderbilt University Medical Center menemukan bahwa orang yang meminum jus 3 kali atau lebih dalam seminggu, dapat menurunkan risiko terkena alzheimer hingga 76% dibandingkan orang yang tidak minum jus sama sekali.[7]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Pomegranate Growing Information". greenharvest.com.au. Diakses tanggal 2022-02-09. 
  2. ^ "Manfaat Buah Delima beserta kandungan gizinya". dikes.badungkab.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-09. Diakses tanggal 2022-02-09. 
  3. ^ Crawfurd, John (2017). Sejarah Kepulauan Nusantara: Kajian Budaya, Agama, Politik, Hukum dan Ekonomi. 1. Diterjemahkan oleh Zara, Muhammad Yuanda. Yogyakarta: Penerbit Ombak. hlm. 312. ISBN 9786022584698. 
  4. ^ Nge, Sonya; Ballo, Apriliana (2019). "ANALISIS SENYAWA POLIFENOL EKSTRAK KULIT BUAH DAN BIJI DELIMA (Punica granatum L)". Biotropikal Sains. 16 (1). 
  5. ^ Shabrina, Andisa (15 Juni 2021). "5 Manfaat Buah Delima untuk Kecantikan Kulit Anda". Hello Sehat. Diakses tanggal 2022-02-09. 
  6. ^ Aeni, Siti Nur (26 Oktober 2021). "15 Manfaat Buah Delima untuk Kesehatan dan Kecantikan". Katadata. Diakses tanggal 2022-02-09. 
  7. ^ Jati, I Nyoman (2021). Sutriyanti, Ni Komang, ed. Ensiklopedia Upakara Edisi Lengkap. Bali: Nilacakra. hlm. 482. ISBN 978-623-5609-16-4. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]